Jenis – Jenis Insentif Kehadiran . Pada artikel Insentif Kehadiran Untuk Menunjang Produktivitas Perusahaan kita sudah membahas hal – hal yang berkaitan dengan insentif kehadiran. Lalu dibagian kedua ini akan lebih fokus kepada jenis-jenis insentif kehadiran yang biasa diterapkan oleh perusahaan.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, Insentif Kehadiran yang akan diterapkan harus tepat sasaran yang sesuai dengan masalah yang terjadi diperusahaan.
Sebagai contoh di suatu pabrik angka lembur cukup tinggi dan setelah dipelajari dari data kehadiran ternyata lembur yang tinggi diikuti oleh angka terlambat yang tinggi pula. Dari kasus yang ditemukan maka perusahaan bermaksud untuk memberikan nilai insentif bagi karyawan yang tidak pernah terlambat ataupun tidak masuk.
- Insentif berdasarkan kehadiran perhari
Cara pertama yang lumayan banyak diterapkan di perusahaan adalah dengan memberikan insentif kehadiran perhari jika karyawan hadir tanpa terlambat atau pulang lebih cepat dihari tersebut. Untuk nilai insentifnya sendiri bisa di atur oleh perusahaan sesuai dengan kondisi dan tujuan yang diinginkan perusahaan. Untuk insentif harian seperti ini biasanya hanya diterapkan pada hari kerja (working day) dan tidak berlaku jika karyawan masuk atau lembur di hari libur.
Selain menentukan nilai perharinya, perusahaan juga bisa membuat kombinasi berupa persentase sesuai parameter tertentu.
Contoh matriks insentif kehadiran perhari:
- Insentif berdasarkan kehadiran dalam satu periode (1 bulan)
Selain insentif perhari yang dijelaskan pada point 1, cara lain yang cukup banyak digunakan adalah dengan menerapkan insentif yang menghitung data selama satu periode penggajian, contoh 1 bulan. Dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika dalam satu periode penggajian karyawan sealu hadir tanpa terlambat dan pulang cepat maka akan mendapatkan insentif sesuai nilai yang sudah ditentukan dan disepakati oleh perusahaan dengan perwakilan karyawan.
- Insentif kehadiran dengan system akumulasi point dalam satu tahun
Dibandingkan dengan dua contoh yang sudah dijelaskan di atas, cara yang ketiga adalah cara yang paling jarang diterpakan oleh perusahaan. Karena untuk mengkalkulasi insentif dengan system akumulasi poin membutuhkan data yang akurat dari bulan – bulan sebelumnya selama satu tahun kebelakang. Adapun besaran nilai dan perhitungan poinnya dapat diatur oleh perusahaan sesuai dengan kesepakatan dengan karyawan.
Contoh ketentuan insentif kehadiran dengan sistem akumulasi poin:
Jika selama 6 bulan berturut – turut karyawan selalu mendaptkan insentif kehadiran maka di bulan ke 6 karyawan akan mendapatkan 5 kali dari nilai perbulannya, dan Jika selama 12 bulan berturut – turut karyawan selalu mendaptkan insentif kehadiran maka di bulan ke 12 karyawan akan mendapatkan 10 kali dari nilai perbulannya. Dimana jika pada satu periode karyawan gagal mendapatkan insentif, poin akumulasi akan direset menjadi 0.
Simulasi 1: Karyawan selalu mendapat insentif selama 12 bulan.
Simulasi 2, karyawan tidak mendapat insentif pada bulan ke 3.
Demikian tiga contoh perhitungan insentif kehadiran yang biasa diterapkan diperusahaan. Perhitungan mana yang paling cocok untuk perusahaan anda? Silahkan disesuaikan dengan kondisi dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan adanya penerapak insentif tersebut. Semakin rumit perhitungan insentif maka semakin sulit bagi HRD untuk mengehitungnya, namun masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan Software Payroll Indonesia yang tepat. Karena tidak semua Software Payroll bisa mengakomodir formula insenfif seperti contoh di atas. Namun anda tidak perlu khawatir dengan hal tersebut, karena Sigma HRIS dapat menjawab kebutuhan anda.